Selamat Datang diblog Desti Balqis

Sabtu, 18 April 2015

Cerpen : Hilangnya Seruling Yura



          Hilangnya Seruling Yura
Farah, Zara, Rama, dan Risyad membentuk club detektif. Farah, Zara, Rama, dan Risyad sudah banyak memecahkan kasus-kasus pencurian dan sebagainya. Oleh karena itu, nama mereka cukup terkenal di Kota Yogyakarta.
          Hari ini, Farah, Rama, dan Risyad menemani Zara ke JEC untuk mengikuti lomba bermain music. Zara bermain music biola. Sejak kelas 1 SD, Zara sudah hebat bermain biola.
          Sesampainya di JEC, Zara dan teman-temannya membeli jajanan dibeberapa stand. Lombanya masih akan dimulai 2 jam lagi. Jadi Zara bisa sedikit santai.
          Tiba-tiba, salah satu teman Zara yang mengikuti lomba menghampiri Zara. Namanya adalah Yura. Katanya, Yura akan bermain seruling. Tapi, mengapa mukanya terlihat cemas, ya?
          “Zara! Gawat! Serulingku hilang!” kata Yura panik.
          “Hah? Kok bisa, sih?” tanya Zara ikut-ikutan terkejut.
          “Aku juga tidak tau! Baru saja hilang! Bantu carinya, dong! Kaliankan detektif!” jawab Yura dengan kepanikan.
          “Oke. Eh, tapi Farah mana?” ujar Zara.
          “Enggak tau, dari tadi belum balik. Katanya sih, mau ke toilet sebentar!” jawab Rama. Risyad hanya mengangguk karena sedang mengunyah burger.
          Sekiar 10 menit menunggu, akhirnya Farah datang juga. Farah seperti terkejut melihat Yura. Dari dulu, Yura memang saingan Farah untuk memperebutkan juara kelas.
          Zara, Farah, Rama, Risyad, dan Yura mencari-cari seruling milik Yura. Namun sudah kemana-mana, tetap tidak ketemu. Akhirnya mereka memutuskan untuk mencari dimobil milik Yura.
          Hasilnya tetap nihil. Tidak ada. Yura sudah menangis karena terlalu cemas. Bagaimana kalau Yura tidak bisa mengikuti lomba? Pasti orang tuanya akan sangat kecewa. Suda banyak perjungan Yura untuk mengikuti lomba ini.
          Mereka memutuskan untuk kembali ke dalam gedung JEC. Namun saat melewati mobil Farah…
          “Itu serulingku!” seru Yura saat melihat kedalam mobil Farah. Wajah Farah tampak sangat pucat.
          “Farah? Kamu yang mengambil seruling milik Yura?” tanya Zara hati-hati. Zara takut Farah tersinggung.
          “Iya… Ma..af.. ya?” jawab Farah sambil menundukkan kepala. Farah sangat merasa bersalah.
          Walaupun Yura sudah memaafkan Farah, tetapi Farah tetap merasa bersalah.
          “Tapi kenapa, Rah?” tanya Zara, Rama, dan Risyad.
          “Karena aku ingin membuat Zara menang,” jawab Farah.
          “Tidak perlu begitu untuk menang. Tetapi, aku tetap menghargai kamu, kok!” hibur Zara.
          “Iya, aku juga sudah memaafkan kamu!” Yura juga menghibur Farah.
          Sejak saat itu, Farah dan Yura sudah tidak bermusuhan lagi. Malah, sekarang Yura menjadi sahabat Farah, Zara, Rama, dan Risyad.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar