Selamat Datang diblog Desti Balqis

Sabtu, 18 April 2015

Cerpen : I Can Fly

I Can Fly"
'Karya : Desti Balqis Alimah Salsabila'

Wusshhh! Hwaaa!!! Aku bisa terbang! Tetapi, aku tidak bisa mengendalikan sayapku. Baru saja aku menyadari bahwa aku memiliki sayap berwarna pink dan ungu.

"Fifian!" kata seseorang memanggilku. Ternyata, yang memanggilku adalah Fani, teman dekatku. Ohh, Fani juga mempunyai sayap sepertiku. Hanya saja, warna sayapnya merah dan orange.

"Fani? Kok kita punya sayap ya??" tanyaku terbingung-bingung.

"Aku juga enggak tau. Tapi btw, kamu udah bisa menggunakan sayap?" kata Fani sambil tersenyum.

" Belum, hehehe..." jawabku tersenyum masam. Malu dong sama Fani, Fani saja sudah bisa!

"Sini kuajari, setelah ini kita ke pesta yang diadakan oleh Fina!" ajak Fani.

"Ok!" Fani mengajariku dengan sabar cara menggunakan sayap. Ternyata, menggunakan sayap itu susah lho! Harus menjaga keseimbangan tubuh.

Akhirnya, aku sudah bisa mrnggunakan sayapku yang indah. Seperti yang dikatakan Fani tadi, setelah ini, aku dan Fani akan pergi ke pesta yang ada dirumah Fina.

Karena Fani sangat baik hati, Fani meminjamkanku gaun yang warnanya serasi dengan warna sayapku. Tak lupa, Fani juga mendandaniku dengan make up.

Fani jufa tidak kalah cantiknya. Fani terlihat sangat anggun. Bahkan, sudah menandingi keanggunan seorang putri dari kerajaan. Hehehe...

Aku dan Fani terbang melintasi hutan kecil mrnuju rumah Fina. Kami harus sngat berhati-hati karena banyak ranting-ranting pohon yg menganggu perjalanan.

Hwuuaaaa!!! Karena tidak berhati-hati, aku menabrak pohon.

Jeduk! Aku jatuh dari tempat tidurku. Huh! Ternyata hanya mimpi?

Cerpen : Hilangnya Seruling Yura



          Hilangnya Seruling Yura
Farah, Zara, Rama, dan Risyad membentuk club detektif. Farah, Zara, Rama, dan Risyad sudah banyak memecahkan kasus-kasus pencurian dan sebagainya. Oleh karena itu, nama mereka cukup terkenal di Kota Yogyakarta.
          Hari ini, Farah, Rama, dan Risyad menemani Zara ke JEC untuk mengikuti lomba bermain music. Zara bermain music biola. Sejak kelas 1 SD, Zara sudah hebat bermain biola.
          Sesampainya di JEC, Zara dan teman-temannya membeli jajanan dibeberapa stand. Lombanya masih akan dimulai 2 jam lagi. Jadi Zara bisa sedikit santai.
          Tiba-tiba, salah satu teman Zara yang mengikuti lomba menghampiri Zara. Namanya adalah Yura. Katanya, Yura akan bermain seruling. Tapi, mengapa mukanya terlihat cemas, ya?
          “Zara! Gawat! Serulingku hilang!” kata Yura panik.
          “Hah? Kok bisa, sih?” tanya Zara ikut-ikutan terkejut.
          “Aku juga tidak tau! Baru saja hilang! Bantu carinya, dong! Kaliankan detektif!” jawab Yura dengan kepanikan.
          “Oke. Eh, tapi Farah mana?” ujar Zara.
          “Enggak tau, dari tadi belum balik. Katanya sih, mau ke toilet sebentar!” jawab Rama. Risyad hanya mengangguk karena sedang mengunyah burger.
          Sekiar 10 menit menunggu, akhirnya Farah datang juga. Farah seperti terkejut melihat Yura. Dari dulu, Yura memang saingan Farah untuk memperebutkan juara kelas.
          Zara, Farah, Rama, Risyad, dan Yura mencari-cari seruling milik Yura. Namun sudah kemana-mana, tetap tidak ketemu. Akhirnya mereka memutuskan untuk mencari dimobil milik Yura.
          Hasilnya tetap nihil. Tidak ada. Yura sudah menangis karena terlalu cemas. Bagaimana kalau Yura tidak bisa mengikuti lomba? Pasti orang tuanya akan sangat kecewa. Suda banyak perjungan Yura untuk mengikuti lomba ini.
          Mereka memutuskan untuk kembali ke dalam gedung JEC. Namun saat melewati mobil Farah…
          “Itu serulingku!” seru Yura saat melihat kedalam mobil Farah. Wajah Farah tampak sangat pucat.
          “Farah? Kamu yang mengambil seruling milik Yura?” tanya Zara hati-hati. Zara takut Farah tersinggung.
          “Iya… Ma..af.. ya?” jawab Farah sambil menundukkan kepala. Farah sangat merasa bersalah.
          Walaupun Yura sudah memaafkan Farah, tetapi Farah tetap merasa bersalah.
          “Tapi kenapa, Rah?” tanya Zara, Rama, dan Risyad.
          “Karena aku ingin membuat Zara menang,” jawab Farah.
          “Tidak perlu begitu untuk menang. Tetapi, aku tetap menghargai kamu, kok!” hibur Zara.
          “Iya, aku juga sudah memaafkan kamu!” Yura juga menghibur Farah.
          Sejak saat itu, Farah dan Yura sudah tidak bermusuhan lagi. Malah, sekarang Yura menjadi sahabat Farah, Zara, Rama, dan Risyad.

Kamis, 09 April 2015

Cerpen : Car Free Day

Car Free Day itu Penting

"Chik, ke Car Free Day yuk! Naik sepeda," ajak Kak Cindy.

"Yuk!" jawab Chika.

Chika & Kak Cindy segera mengeluarkan sepeda. Chika dan Kak Cindy memiliki sepeda hadiah dari Om Fahri dan Tante Ratri saat ulang tahun.

Tidak lupa, Chika dan Kak Cindy berpamitan pada Bunda dan Ayah mereka. Chika dan Kak Cindy selain pandai, juga hormat pada orangtua.

"Balapan sampai jalab Car Free Day yuk!" tantang Chika.

"Oke, siapa takut?" kata Kak Cindy. Chika dan Kak Cindy mengayuh sepeda mereka kencang-kencang. Lalu... BRUUK!

"Aduh!" teriak Chika. Kak Cindy yang sudah didepan reflek menoleh kebelakang. Melihat Chika jatuh, Kak Cindy berhenti dan menolong Chika.

" Eh, ayo!" kata Kak Cindy mengulurkan tangan. Chika bangkit sambil menggenggam tangan Kak Cindy. Kak Cindy mengajak Chika menuju sepedanya untuk diobati. Untung saja, Kak Cindy membawa kotak P3K.

Dengan berhati-hati, Kak Cindy mengobati tangan Chika yang berdarah. Walaupun tidak terlalu parah, tetap diberi obat supaya tidak infeksi.

"Udah, selesai. Mau pulang atau lanjut ke Car Free Day?" tanya Kak Cindy.

"Lanjut aja yuk! Tapi tidak usah balapan!" jawab Chika.

"Oke deh! Yuk!"

"Yuk!" Chika dan Kak Cindy kembali mengendarai sepeda, tetapi tidak kencang-kencang.

Sesampainya ditempat Car Free Day, Chika dan Kak Cindy beristirahat di Taman Indah. Disana, udaranya sejuk karena tidak ada polusi dari asap mobil maupun motor.

"Sejuk ya, Kak!" ujar Chika.

"Iya dek, itu karena tidqk ada asap kendaraan bermotor!" jawab Kak Cindy.

"Oo... gitu," kata Chika paham.

Setelah bercakap-cakap, Chika dan Kak Cindy membeli hewan yang dijual. Kalau saat Car Free Day, harga hewan lebih murah. Lumayan kalau untuk berhemat.

Akhirnya, Chika membeli ikan badut dan Kak Cindy membeli hamster. Chika dan Kak Cindy pun pulang dengan hati yang gembira