My Lovely Sister
Hih! Aku sedang sebal dengan adikku, Fira. Ia selalu merebut benda apapun yang sedang kupakai. Mulai dari handphone sampai buku bacaan. Kadang, Fira juga jahil.
Pernah saat itu, aku mempunyai gelang pemberian dari sahabatku. Tapi, gara-gara Fira, gelangku menjadi rusak. Tentu saja, aku sangat marah pada Fira. Tapi, Mama bukannya membelaku, tetapi malah menasehatiku bahwa Fira masih terlalu kecil untuk paham. Tetapi, aku tetap tidak memperdulikan nasehat dari Mama.
Pernah juga, Fira menghilangkan buku pelajaranku saat ujian kenaikan kelas (UKK). Aku langsung mengamuk dan memarahi Fira. Apalagi, yang dihilangkan adalah buku Bahasa Inggris, pelajaran favorite sekaligus pelajaran tersusah bagiku. Namun, lagi-lagi Mama tidak memarahi Fira tetapi malah menasehatiku lagi. Aku sampai bosan.
Satu lagi, pernah Fira merebut kipas angin dikamarku. Padahal, dikamar Mama (Fira masih tidur sama Mama) sudah ada ACnya. Kalau masalah ini, aku tidak terlalu marah. Sebaliknya, aku malah tertawa terbahak-bahak. 😀
Tetapi, ada suatu kejadian yang membuatku sadar bahwa adikku ini sangat menyayangiku.
Saat itu, aku sehabis shalat Isya di masjid. Aku pulang dari masjid. Sesampainya dirumah, tepat pada saat itu, mati lampu. Aku segera mencari senter dan buru-buru menyalakan. Ternyata, Fira sedang duduk ketakutan disofa teras.
Saat kutanya dimana Mama dan Papa, Fira menjawab Mama dan Papa sedang pergi belanja untuk kebutuhan sekolahku dan Fira. Lalu kutanya lagi, kok Fira tidak ikut.
Dengan polos, ia menjawab: "Soalnya mau menemani mbak Desti. Nanti mbak Desti sendirian. 😀
Jadi, sayangi apa yang sudah ada sebelum jauh meninggalkanmu..😚
Kamis, 25 Juni 2015
Selasa, 19 Mei 2015
Cerpen : Pengalaman ke Prambanan
Cerpen : Pengalaman ke Prambanan
Hari ini, aku bosan hanya liburan di rumah. Hmmm... kemana ya? Ke Mall? Sudah bosan, masa setap liburan ke mall? Lagi pula ngabis-ngabisin uang! Boros, kan, jadinya.
"Gimana kalau ke Candi Prambanan. Kita, kan, belum pernah kesana!" usul Rafi, adikku.
"Boleh juga, lho!" kata Mama menyetujui usulan Rafi.
"Hmmn, emangnya disana ada apa, sih?" tanyaku.
"Disana ada candi yang menyimpan salah satu budaya di Indonesia ini, tepatnya di Jogja. Ada ceritanya juga, lho!" jawab Mama. "Yasudah, sana cepat siap-siap," lanjut Mama.
Aku, Rafi, dan Fira mandi bergantian. Aku mengenakan kaos ungu bergambar Teddy Bear dan celana jeans panjang. Sementara Rafi mengenakan kaos orange berkancing dan celana berbahan jeans selutut. Yang terakhir Fira mengenakan dress ala anak-anak balita berwarna merah.
Setelah siap, aku dan keluargaku membeli camilan dulu. Kata Mama, disana pasti pengin ngemil. Kami membeli banyak camilan. Mulai dari camilan kering, camilan basah, sampai minuman. Itu semua hampir aku semua yang memilih, lho!
Lalu, kami menuju Candi Prambanan menggunakan mobil. Diperjalanan, aku bercanda dengan Rafi dan Fira. Rafi memang senang melontarkan lelucon. Walaupu kadang-kandang leluconnya garing juga, sih! Hahaha...
Sesampainya disana, kami berfoto-foto dahulu. Aku memfoto pemandangan indah dengan lagak seperti photographer profesional. Seentara Fira dan Rafi lari-lari kesana-kemari. Eh, emangnya lagunya Ayu Tingting? Hahaha...
Disana, ada banyak sekali candi. Kabarnya, dulu candi ini berjumlah 1000 candi. Namun, sekaang sudah banyak yang runtuh karena gempa tau penyebab lainnya. Ada canti Siwa, Candi Wisnu, Candi Brahma, Candi Nandi, Candi Garuda, dan banyak candi lainnya yang juga bagus-bagus. Namun, Candi yang paling besar adalah Candi Siwa.
Karena disana merupakan salah satu budaya yang ada di Indonesia, banyak turis yang mengunjungi Candi Prambanan. Ada yang dari America, China, Jepang, dan India. Itu bukti dari keindahan arsitektur Candi Prambanan.
Setelah 1 jam berkeliling-keliling, kami istirahat sebentar. Kami memakan cemilan yang tadi sudah dibawa dari rumah. Saking rakusnya, aku sampai ditertawakan salah satu turis yang sepertinya berasal dari China. Hahaha... Walaupu agak malu, aku tetap senang.
Lalu, kami melanjutkan berkeliling-keliling candi lagi. Kalau sekarang, pemandangan lebih indah karena langit bergradasi tiga warna, yaitu putih biru, dan orange. Wow, bagus ya!
Karena hari sudah hampir gelap, kami pulag dengan hati gembira.
Jadi masi mau liburan cuma di mall terus?
Hari ini, aku bosan hanya liburan di rumah. Hmmm... kemana ya? Ke Mall? Sudah bosan, masa setap liburan ke mall? Lagi pula ngabis-ngabisin uang! Boros, kan, jadinya.
"Gimana kalau ke Candi Prambanan. Kita, kan, belum pernah kesana!" usul Rafi, adikku.
"Boleh juga, lho!" kata Mama menyetujui usulan Rafi.
"Hmmn, emangnya disana ada apa, sih?" tanyaku.
"Disana ada candi yang menyimpan salah satu budaya di Indonesia ini, tepatnya di Jogja. Ada ceritanya juga, lho!" jawab Mama. "Yasudah, sana cepat siap-siap," lanjut Mama.
Aku, Rafi, dan Fira mandi bergantian. Aku mengenakan kaos ungu bergambar Teddy Bear dan celana jeans panjang. Sementara Rafi mengenakan kaos orange berkancing dan celana berbahan jeans selutut. Yang terakhir Fira mengenakan dress ala anak-anak balita berwarna merah.
Setelah siap, aku dan keluargaku membeli camilan dulu. Kata Mama, disana pasti pengin ngemil. Kami membeli banyak camilan. Mulai dari camilan kering, camilan basah, sampai minuman. Itu semua hampir aku semua yang memilih, lho!
Lalu, kami menuju Candi Prambanan menggunakan mobil. Diperjalanan, aku bercanda dengan Rafi dan Fira. Rafi memang senang melontarkan lelucon. Walaupu kadang-kandang leluconnya garing juga, sih! Hahaha...
Sesampainya disana, kami berfoto-foto dahulu. Aku memfoto pemandangan indah dengan lagak seperti photographer profesional. Seentara Fira dan Rafi lari-lari kesana-kemari. Eh, emangnya lagunya Ayu Tingting? Hahaha...
Disana, ada banyak sekali candi. Kabarnya, dulu candi ini berjumlah 1000 candi. Namun, sekaang sudah banyak yang runtuh karena gempa tau penyebab lainnya. Ada canti Siwa, Candi Wisnu, Candi Brahma, Candi Nandi, Candi Garuda, dan banyak candi lainnya yang juga bagus-bagus. Namun, Candi yang paling besar adalah Candi Siwa.
Karena disana merupakan salah satu budaya yang ada di Indonesia, banyak turis yang mengunjungi Candi Prambanan. Ada yang dari America, China, Jepang, dan India. Itu bukti dari keindahan arsitektur Candi Prambanan.
Setelah 1 jam berkeliling-keliling, kami istirahat sebentar. Kami memakan cemilan yang tadi sudah dibawa dari rumah. Saking rakusnya, aku sampai ditertawakan salah satu turis yang sepertinya berasal dari China. Hahaha... Walaupu agak malu, aku tetap senang.
Lalu, kami melanjutkan berkeliling-keliling candi lagi. Kalau sekarang, pemandangan lebih indah karena langit bergradasi tiga warna, yaitu putih biru, dan orange. Wow, bagus ya!
Karena hari sudah hampir gelap, kami pulag dengan hati gembira.
Jadi masi mau liburan cuma di mall terus?
Cerpen: Harus Jujur!
HARUS JUJUR!
Disebuah desa, ada tiga bersaudara bernama Intan, Ifa, dan Kiki. Mereka hidup dalam keterbatasan. Intan yang masih berumur 17 tahun bekerja sebagai buruh cuci dirumah-rumah tetangga. Ifa bekerja sebagai pedagang pisang goreng. dan yang terakhir Kiki, Kiki hanya membersihkan rumah saja. Intan dan Ifa tidak membolehkan Kiki bekerja. Toh, Kiki juga masih terlalu kecil.
Hari ini, Intan sedang banyak pekerjaan. Tapi ustru Intan malah merasa senang. Kenapa? Karena semakin banyak pekerjaan, semakin banyak gaji yang didapat, kan? Jarang-jarang pekerjaan Intan sebanyak ini.
"Ifa berangkat jualan pisang dulu, ya!" pamit Ifa.
"Iya," jawab Intan dan Kiki berbarengan.
"Kak Intan, boleh tidak aku kerumah Sisil? Aku sudah janjian akan bermain badminton pagi ini," pamit Kiki dengan sopan kepada Intan.
"Boleh. Tapi, sebelum Dhuhur sudah harus pulang, ya! Kakak mungkin pulang pukul dua belas, kalau kak Ifa mungkin sepuluh pagi," jawab Intan.
"Baik, Kak!" kata Kiki.
"Hati-hati dijalan! Jangan lari!" kata Intan mengingatkan.
Selang beberapa menit setelah Ifa dan Kiki pergi, Intan menuju ke rumah Bu Asri untuk bekerja. Intan memang bekerja di tiga rumah. Sesampainya dirumah Bu Asri, Intan mengucap salm.
"Assalamu'alaikum," kata Intan.
"Wa'alaikum salam. Oh, ternyata Intan. Silakan masuk," jawab Bu Asri dengan ramah. Bu Asri memang sangat ramah kepada siapapun.
Intan memasuki rumah Bu Asri yang cukup besar. Lalu, Intan segera mencuci pakaian dan alat masak yang kotor. Intan sama sekali tidak mengeluh.
"Intan, besok libur ya kerjanya. Soalnya saya keluar kota," kata Bu Asri tiba-tiba.
"O ya Bu, Terima kasih," jawab Intan.
Setelah semua pekerjaannya dirumah Bu Asri selesai, Intan berpamitan pada Bu Asri. Kali ini, Intan akan berkerja dirumah Bu Manda. Kalau pekerjaan dirumah Bu Manda, sih, tidak banyak. jadi hanya perlu waktu sebentar saja.
Selesai dirumah Bu Manda, Intan menuju rumah Bu Syifa. kalau dirumah Bu Syifa beda, cuciannya dibawa kerumah dan dikerjakan dirumah. Namun meskipun begitu, INtan tetap jujur.
"Ini ada buku-buku bekas anak saya. Mau tidak?" tawar BU Syifa.
"Mau, Bu!" jawab Intan mengiyakan.
"Ya sudah, ini buku-bukunya. Semoga bermanfaat," kata Bu Syfa seraya memberikan dua kresek besar.
Intan bergegas pulang kerumah. Sesampainya di rumah, dilihatnya Kiki sedang tidur dan Ifa sedang membaca buku.
"Hai If! Ini kakak bawa buku-buku dari Bu Syifa!" ujar Intan.
"Buku? Wah Bu Syifa sangat baik, ya!" kata Ifa. Intan hanya mengangguk.
:)
Tidak seperti biasanya, hari ini Intan berangkat kerja pukul 09.00. Karena itu, Intan dan Kiki memutuskan untuk membantu Ifa berjualan pisang goreng. Dari pada tidak ada kerjaan dirumah? mendingan membantu Ifa, kan?
Banyak pembeli berdatangan. Tak terasa, jam sudah menunjukkan pukul 09.00 pagi. Intan, Ifa, dan Kiki beres-beres pulang. Saat memberekan, Kiki menemukan tas ransel hitam,. Kiki pun memberi tahu Intan dan Ifa.
Intan ingat, bahwa itu tas milik pembeli setia mereka, Bu Sari. Setiap hari, pasti Bu Sari membeli pisang goreng. Intan, Ifa, dan Kiki sepakat ingin mengembalikan tas itu besok saat Bu Sari beli.
Besoknya...
Sesuai dengan rencana, Intan dan adiknya mengembalikan tas Bu Sari. Bu Sari sangat berterima kasih dan memberi uang serta membolehkan mereka tinggal di Panti Asuhan milik Bu Sari.
Itu dia teman-teman! Buah dari kejujuran!
Sabtu, 18 April 2015
Cerpen : I Can Fly
I Can Fly"
'Karya : Desti Balqis Alimah Salsabila'
Wusshhh! Hwaaa!!! Aku bisa terbang! Tetapi, aku tidak bisa mengendalikan sayapku. Baru saja aku menyadari bahwa aku memiliki sayap berwarna pink dan ungu.
"Fifian!" kata seseorang memanggilku. Ternyata, yang memanggilku adalah Fani, teman dekatku. Ohh, Fani juga mempunyai sayap sepertiku. Hanya saja, warna sayapnya merah dan orange.
"Fani? Kok kita punya sayap ya??" tanyaku terbingung-bingung.
"Aku juga enggak tau. Tapi btw, kamu udah bisa menggunakan sayap?" kata Fani sambil tersenyum.
" Belum, hehehe..." jawabku tersenyum masam. Malu dong sama Fani, Fani saja sudah bisa!
"Sini kuajari, setelah ini kita ke pesta yang diadakan oleh Fina!" ajak Fani.
"Ok!" Fani mengajariku dengan sabar cara menggunakan sayap. Ternyata, menggunakan sayap itu susah lho! Harus menjaga keseimbangan tubuh.
Akhirnya, aku sudah bisa mrnggunakan sayapku yang indah. Seperti yang dikatakan Fani tadi, setelah ini, aku dan Fani akan pergi ke pesta yang ada dirumah Fina.
Karena Fani sangat baik hati, Fani meminjamkanku gaun yang warnanya serasi dengan warna sayapku. Tak lupa, Fani juga mendandaniku dengan make up.
Fani jufa tidak kalah cantiknya. Fani terlihat sangat anggun. Bahkan, sudah menandingi keanggunan seorang putri dari kerajaan. Hehehe...
Aku dan Fani terbang melintasi hutan kecil mrnuju rumah Fina. Kami harus sngat berhati-hati karena banyak ranting-ranting pohon yg menganggu perjalanan.
Hwuuaaaa!!! Karena tidak berhati-hati, aku menabrak pohon.
Jeduk! Aku jatuh dari tempat tidurku. Huh! Ternyata hanya mimpi?
'Karya : Desti Balqis Alimah Salsabila'
Wusshhh! Hwaaa!!! Aku bisa terbang! Tetapi, aku tidak bisa mengendalikan sayapku. Baru saja aku menyadari bahwa aku memiliki sayap berwarna pink dan ungu.
"Fifian!" kata seseorang memanggilku. Ternyata, yang memanggilku adalah Fani, teman dekatku. Ohh, Fani juga mempunyai sayap sepertiku. Hanya saja, warna sayapnya merah dan orange.
"Fani? Kok kita punya sayap ya??" tanyaku terbingung-bingung.
"Aku juga enggak tau. Tapi btw, kamu udah bisa menggunakan sayap?" kata Fani sambil tersenyum.
" Belum, hehehe..." jawabku tersenyum masam. Malu dong sama Fani, Fani saja sudah bisa!
"Sini kuajari, setelah ini kita ke pesta yang diadakan oleh Fina!" ajak Fani.
"Ok!" Fani mengajariku dengan sabar cara menggunakan sayap. Ternyata, menggunakan sayap itu susah lho! Harus menjaga keseimbangan tubuh.
Akhirnya, aku sudah bisa mrnggunakan sayapku yang indah. Seperti yang dikatakan Fani tadi, setelah ini, aku dan Fani akan pergi ke pesta yang ada dirumah Fina.
Karena Fani sangat baik hati, Fani meminjamkanku gaun yang warnanya serasi dengan warna sayapku. Tak lupa, Fani juga mendandaniku dengan make up.
Fani jufa tidak kalah cantiknya. Fani terlihat sangat anggun. Bahkan, sudah menandingi keanggunan seorang putri dari kerajaan. Hehehe...
Aku dan Fani terbang melintasi hutan kecil mrnuju rumah Fina. Kami harus sngat berhati-hati karena banyak ranting-ranting pohon yg menganggu perjalanan.
Hwuuaaaa!!! Karena tidak berhati-hati, aku menabrak pohon.
Jeduk! Aku jatuh dari tempat tidurku. Huh! Ternyata hanya mimpi?
Cerpen : Hilangnya Seruling Yura
Hilangnya Seruling Yura
Farah, Zara, Rama, dan
Risyad membentuk club detektif. Farah, Zara, Rama, dan Risyad sudah banyak
memecahkan kasus-kasus pencurian dan sebagainya. Oleh karena itu, nama mereka
cukup terkenal di Kota Yogyakarta.
Hari ini, Farah, Rama, dan Risyad menemani Zara ke JEC
untuk mengikuti lomba bermain music. Zara bermain music biola. Sejak kelas 1
SD, Zara sudah hebat bermain biola.
Sesampainya di JEC, Zara dan teman-temannya membeli jajanan
dibeberapa stand. Lombanya masih akan dimulai 2 jam lagi. Jadi Zara bisa
sedikit santai.
Tiba-tiba, salah satu teman Zara yang mengikuti lomba
menghampiri Zara. Namanya adalah Yura. Katanya, Yura akan bermain seruling. Tapi,
mengapa mukanya terlihat cemas, ya?
“Zara! Gawat! Serulingku hilang!” kata Yura panik.
“Hah? Kok bisa, sih?” tanya Zara ikut-ikutan terkejut.
“Aku juga tidak tau! Baru saja hilang! Bantu carinya, dong!
Kaliankan detektif!” jawab Yura dengan kepanikan.
“Oke. Eh, tapi Farah mana?” ujar Zara.
“Enggak tau, dari tadi belum balik. Katanya sih, mau ke
toilet sebentar!” jawab Rama. Risyad hanya mengangguk karena sedang mengunyah
burger.
Sekiar 10 menit menunggu, akhirnya Farah datang juga. Farah
seperti terkejut melihat Yura. Dari dulu, Yura memang saingan Farah untuk
memperebutkan juara kelas.
Zara, Farah, Rama, Risyad, dan Yura mencari-cari seruling
milik Yura. Namun sudah kemana-mana, tetap tidak ketemu. Akhirnya mereka
memutuskan untuk mencari dimobil milik Yura.
Hasilnya tetap nihil. Tidak ada. Yura sudah menangis karena
terlalu cemas. Bagaimana kalau Yura tidak bisa mengikuti lomba? Pasti orang
tuanya akan sangat kecewa. Suda banyak perjungan Yura untuk mengikuti lomba
ini.
Mereka memutuskan untuk kembali ke dalam gedung JEC. Namun
saat melewati mobil Farah…
“Itu serulingku!” seru Yura saat melihat kedalam mobil
Farah. Wajah Farah tampak sangat pucat.
“Farah? Kamu yang mengambil seruling milik Yura?” tanya
Zara hati-hati. Zara takut Farah tersinggung.
“Iya… Ma..af.. ya?” jawab Farah sambil menundukkan kepala. Farah
sangat merasa bersalah.
Walaupun Yura sudah memaafkan Farah, tetapi Farah tetap
merasa bersalah.
“Tapi kenapa, Rah?” tanya Zara, Rama, dan Risyad.
“Karena aku ingin membuat Zara menang,” jawab Farah.
“Tidak perlu begitu untuk menang. Tetapi, aku tetap
menghargai kamu, kok!” hibur Zara.
“Iya, aku juga sudah memaafkan kamu!” Yura juga menghibur
Farah.
Sejak saat itu, Farah dan Yura sudah tidak bermusuhan lagi.
Malah, sekarang Yura menjadi sahabat Farah, Zara, Rama, dan Risyad.
Kamis, 09 April 2015
Cerpen : Car Free Day
Car Free Day itu Penting
"Chik, ke Car Free Day yuk! Naik sepeda," ajak Kak Cindy.
"Yuk!" jawab Chika.
Chika & Kak Cindy segera mengeluarkan sepeda. Chika dan Kak Cindy memiliki sepeda hadiah dari Om Fahri dan Tante Ratri saat ulang tahun.
Tidak lupa, Chika dan Kak Cindy berpamitan pada Bunda dan Ayah mereka. Chika dan Kak Cindy selain pandai, juga hormat pada orangtua.
"Balapan sampai jalab Car Free Day yuk!" tantang Chika.
"Oke, siapa takut?" kata Kak Cindy. Chika dan Kak Cindy mengayuh sepeda mereka kencang-kencang. Lalu... BRUUK!
"Aduh!" teriak Chika. Kak Cindy yang sudah didepan reflek menoleh kebelakang. Melihat Chika jatuh, Kak Cindy berhenti dan menolong Chika.
" Eh, ayo!" kata Kak Cindy mengulurkan tangan. Chika bangkit sambil menggenggam tangan Kak Cindy. Kak Cindy mengajak Chika menuju sepedanya untuk diobati. Untung saja, Kak Cindy membawa kotak P3K.
Dengan berhati-hati, Kak Cindy mengobati tangan Chika yang berdarah. Walaupun tidak terlalu parah, tetap diberi obat supaya tidak infeksi.
"Udah, selesai. Mau pulang atau lanjut ke Car Free Day?" tanya Kak Cindy.
"Lanjut aja yuk! Tapi tidak usah balapan!" jawab Chika.
"Oke deh! Yuk!"
"Yuk!" Chika dan Kak Cindy kembali mengendarai sepeda, tetapi tidak kencang-kencang.
Sesampainya ditempat Car Free Day, Chika dan Kak Cindy beristirahat di Taman Indah. Disana, udaranya sejuk karena tidak ada polusi dari asap mobil maupun motor.
"Sejuk ya, Kak!" ujar Chika.
"Iya dek, itu karena tidqk ada asap kendaraan bermotor!" jawab Kak Cindy.
"Oo... gitu," kata Chika paham.
Setelah bercakap-cakap, Chika dan Kak Cindy membeli hewan yang dijual. Kalau saat Car Free Day, harga hewan lebih murah. Lumayan kalau untuk berhemat.
Akhirnya, Chika membeli ikan badut dan Kak Cindy membeli hamster. Chika dan Kak Cindy pun pulang dengan hati yang gembira
"Chik, ke Car Free Day yuk! Naik sepeda," ajak Kak Cindy.
"Yuk!" jawab Chika.
Chika & Kak Cindy segera mengeluarkan sepeda. Chika dan Kak Cindy memiliki sepeda hadiah dari Om Fahri dan Tante Ratri saat ulang tahun.
Tidak lupa, Chika dan Kak Cindy berpamitan pada Bunda dan Ayah mereka. Chika dan Kak Cindy selain pandai, juga hormat pada orangtua.
"Balapan sampai jalab Car Free Day yuk!" tantang Chika.
"Oke, siapa takut?" kata Kak Cindy. Chika dan Kak Cindy mengayuh sepeda mereka kencang-kencang. Lalu... BRUUK!
"Aduh!" teriak Chika. Kak Cindy yang sudah didepan reflek menoleh kebelakang. Melihat Chika jatuh, Kak Cindy berhenti dan menolong Chika.
" Eh, ayo!" kata Kak Cindy mengulurkan tangan. Chika bangkit sambil menggenggam tangan Kak Cindy. Kak Cindy mengajak Chika menuju sepedanya untuk diobati. Untung saja, Kak Cindy membawa kotak P3K.
Dengan berhati-hati, Kak Cindy mengobati tangan Chika yang berdarah. Walaupun tidak terlalu parah, tetap diberi obat supaya tidak infeksi.
"Udah, selesai. Mau pulang atau lanjut ke Car Free Day?" tanya Kak Cindy.
"Lanjut aja yuk! Tapi tidak usah balapan!" jawab Chika.
"Oke deh! Yuk!"
"Yuk!" Chika dan Kak Cindy kembali mengendarai sepeda, tetapi tidak kencang-kencang.
Sesampainya ditempat Car Free Day, Chika dan Kak Cindy beristirahat di Taman Indah. Disana, udaranya sejuk karena tidak ada polusi dari asap mobil maupun motor.
"Sejuk ya, Kak!" ujar Chika.
"Iya dek, itu karena tidqk ada asap kendaraan bermotor!" jawab Kak Cindy.
"Oo... gitu," kata Chika paham.
Setelah bercakap-cakap, Chika dan Kak Cindy membeli hewan yang dijual. Kalau saat Car Free Day, harga hewan lebih murah. Lumayan kalau untuk berhemat.
Akhirnya, Chika membeli ikan badut dan Kak Cindy membeli hamster. Chika dan Kak Cindy pun pulang dengan hati yang gembira
Jumat, 30 Januari 2015
Cerpen : Kado untuk Belinda
Cerpen :
Kado Untuk Belinda
Setelah sholat subuh, Kayla membaca pesan singkat yang
dikirim oleh Belinda, sahabatnya. Pesan itu berbunyi, Kamu ingatkan hari ini hari apa?. Tentu saja Kayla ingat, hari ini
adalah hari ulang tahun Belinda. Kayla bingung ingin memberi kado apa untuk
Belinda.
Kayla
menggowes sepeda mininya menuju toko kado dekat rumahnya. Tapi, dijalan Kayla
melihat ada toko buku yang baru kemarin dibuka. Kayla pun memutuskan untuk ke
toko buku tersebut.
Perhatian
Kayla teralih saat melihat buku resep. Kayla pun membelinya. Setelah membayar,
Kayla bergegas pulang kerumah. Dijalan, banyak ide yang muncul dibenak Kayla.
Tapi, yang menurutnya paling pas hanya satu. Apa itu? Nanti lihat saja!
Sesampainya
dirumah, Kayla menelpon gang The KEBA, yang beranggota Kayla, Eva, Belinda, dan
Alya. Kayla membutuhkan Eva dan Alya untuk menjalankan idenya itu.
Tidak sampai
satu jam, Eva dan Alya sudah datang. Langsung saja Kayla, Eva, dan Alya untuk
menjalankan idenya Kayla. Eva dan Alya juga setuju dengan ide Kayla.
“Bagi tugas
ya, aku memasak kue tart, kalian yang menghias ruang tamu,” kata Eva.
“Oke, deh.
Tapi mau dihias seperti apa?” kata Kayla bingung.
“Ya terserah
kita lah Kay,” kata Alya. Kayla hanya ber-oohh.
Kayla, Eva,
dan Alya sibuk dengan tugas masing-masing. Kayla memasang baliho bertuliskan Happy Birthday Belinda, Eva sedang
memasak kue ar, sedangkan Alya sedang menggambar empat sahabat yang sedang
berpegangan tangan.
Satu jam
kemudian, Kayla, Eva, dan Alya sudah selesai merjakan tugas. Kayla meng-SMS
Belinda untuk segera datang kerumahnya. Belinda pun megiyakan.
15 menit
berlalu. Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumah Kayla. Kayla yakin itu adalah
Belinda. Kayla membuka pintu lalu Kayla, Eva, dan Alya bersembunyi.
“SURPRISE!!!”
kata Kayla, Eva, dan Alya bersamaan. Belinda menangis haru.
Jadi itulah kisah persahabatan Kayla, Belinda, Eva, dan Alya.
BEST FRIEND FOREVER AND BEST FRIEND REMEMBER!
Selasa, 20 Januari 2015
Cerpen : Don't be Jealous
Minggu depan, ada acara class meeting disekolah Rita. Ada lomba renang, basket, sepak bola, bulu tangkis, memasak, menghias kue, dan girlband. Anak-anak boleh memilih maksimal dua lomba. Rita memilih lomba girlband.
Saat istirahat...
Rita dan teman-temannya berlatih girlband. Mereka semua sangat bersemangat. Toh, ada harapan untuk menang. Guru kelas Rita saja, bilang bagus.
"Eh, kostumnya jadinya apa?" Tanya Rita kepada teman-temannya.
"Kemeja kotak-kotak berwarna ungu dan celana jeans merah." Jawab Syasya yang merupakan ketua girlband.
"Ooo. Masih minggu depan, kan?" Tanya Rita lagi.
"Iya, sih, tapi kan kita harus mempersiapkan dari sekarang." Kata Lani, salah satu teman Rita.
Teng...teng...teng... Bell masuk berbunyi. Rita dan teman-temannya menyiapkan buku pelajaran B. Jawa dan menuju ke ruang tari. Materi B. Jawa minggu ini memang tari.
---
Saat pulang sekolah, Rita dan teman-temannya berlatih girlband di kelas. Tiba-tiba, kelas lain melihat mereka latihan. Termasuk musuh berat kelas Rita, yaitu kelas C. Ketua girlband kelas C adalah Nasya.
"Ngapain lihat-lihat?" Tanya Syasya yang paling sebal dengan Nasya.
"Ya nggak papa kan. Suka-suka gue mau dimana!" Kata Nasya sombong.
"Nggak usah gitu juga keles ngomongnya!" Kata Rita yang sebal dengan tingkah Nasya yang sangat sombong.
"Masa bodo!" Kata Nasya tidak peduli.
"Yaudah! Sana pergi!" Usir teman-teman Rita.
"Oke!" Kata Nasya sambil pergi kekelasnya.
Saat Nasya and the gang sudah pergi, Rita dan teman-temannya membicarakan Nasya yang sangat sombong. Rita dn juga teman-temannya terlibat pertengkaran sengit dengan Nasya and the gang.
---
Saat lomba...
Ternyata, kelas Rita mendapat giliran keempat untuk maju.
Saat giliran kelas Rita maju, Rita dan teman-temannya dengan PD melangkah ke panggung walaupun sedikit malu-malu.
Setelah kelas Rita maju, kelas giliran kelas Nasya yang maju. Banyak yang mengucapkan HUUUU...!!!!
Setelah semua kelompok maju, tiba saat yang ditunggu-tunggu, yaitu pengumuman pemenang.
"Juara renang diraih oleh kelas B. Juara basket diraih kelas C. Juara sepak bola diraih kelas A. Juara bulu tangkis diraih kelas A. Dan juara girlband diraih oleh kelas A!" Kata Bu Jeany mengumumkan pemenang.
Rita dan teman-temannya sangat senang saat kelas A dipanggil untuk menjadi pemenang lomba girlband. Sementara kelas C hanya mendengus sebal.
---
Dirumah, Rita nyetatus "alhamdulillah, menang lomba girlband". Tak lama, ada balasan dari Nasya. Ternyata Nasya minta maaf karena sudah sombong. Rita sangat senang. Besok, Rita akan memberi tahu pada teman-temannya tentang Nasya meminta maaf pada kelas Rita.
DON'T BE JEALOUS!!
Langganan:
Postingan (Atom)