Selamat Datang diblog Desti Balqis

Selasa, 19 Mei 2015

Cerpen : Pengalaman ke Prambanan

Cerpen : Pengalaman ke Prambanan

Hari ini, aku bosan hanya liburan di rumah. Hmmm... kemana ya? Ke Mall? Sudah bosan, masa setap liburan ke mall? Lagi pula ngabis-ngabisin uang! Boros, kan, jadinya.

"Gimana kalau ke Candi Prambanan. Kita, kan, belum pernah kesana!" usul Rafi, adikku.

"Boleh juga, lho!" kata Mama menyetujui usulan Rafi.

"Hmmn, emangnya disana ada apa, sih?" tanyaku.

"Disana ada candi yang menyimpan salah satu budaya di Indonesia ini, tepatnya di Jogja. Ada ceritanya juga, lho!" jawab Mama. "Yasudah, sana cepat siap-siap," lanjut Mama.

Aku, Rafi, dan Fira mandi bergantian. Aku mengenakan kaos ungu bergambar Teddy Bear dan celana jeans panjang. Sementara Rafi mengenakan kaos orange berkancing dan celana berbahan jeans selutut. Yang terakhir Fira mengenakan dress ala anak-anak balita berwarna merah.

Setelah siap, aku dan keluargaku membeli camilan dulu. Kata Mama, disana pasti pengin ngemil. Kami membeli banyak camilan. Mulai dari camilan kering, camilan basah, sampai minuman. Itu semua hampir aku semua yang memilih, lho!

Lalu, kami menuju Candi Prambanan menggunakan mobil. Diperjalanan, aku bercanda dengan Rafi dan Fira. Rafi memang senang melontarkan lelucon. Walaupu kadang-kandang leluconnya garing juga, sih! Hahaha...

Sesampainya disana, kami berfoto-foto dahulu. Aku memfoto pemandangan indah dengan lagak seperti photographer profesional. Seentara Fira dan Rafi lari-lari kesana-kemari. Eh, emangnya lagunya Ayu Tingting? Hahaha...

Disana, ada banyak sekali candi. Kabarnya, dulu candi ini berjumlah 1000 candi. Namun, sekaang sudah banyak yang runtuh karena gempa tau penyebab lainnya. Ada canti Siwa, Candi Wisnu, Candi Brahma, Candi Nandi, Candi Garuda, dan banyak candi lainnya yang juga bagus-bagus. Namun, Candi yang paling besar adalah Candi Siwa.

Karena disana merupakan salah satu budaya yang ada di Indonesia, banyak turis yang mengunjungi Candi Prambanan. Ada yang dari America, China, Jepang, dan India. Itu bukti dari keindahan arsitektur Candi Prambanan.

Setelah 1 jam  berkeliling-keliling, kami istirahat sebentar. Kami memakan cemilan yang tadi sudah dibawa dari rumah. Saking rakusnya, aku sampai ditertawakan salah satu turis yang sepertinya berasal dari China. Hahaha... Walaupu agak malu, aku tetap senang.

Lalu, kami melanjutkan berkeliling-keliling candi lagi. Kalau sekarang, pemandangan lebih indah karena langit bergradasi tiga warna, yaitu putih biru, dan orange. Wow, bagus ya!

Karena hari sudah hampir gelap, kami pulag dengan hati gembira.

Jadi masi mau liburan cuma di mall terus?

Cerpen: Harus Jujur!

HARUS JUJUR!

Disebuah desa, ada tiga bersaudara bernama Intan, Ifa, dan Kiki. Mereka hidup dalam keterbatasan. Intan yang masih berumur 17  tahun bekerja sebagai buruh cuci dirumah-rumah tetangga. Ifa bekerja sebagai pedagang pisang goreng. dan yang terakhir Kiki, Kiki hanya membersihkan rumah saja. Intan dan Ifa tidak membolehkan Kiki bekerja. Toh, Kiki juga masih terlalu kecil.

Hari ini, Intan sedang banyak pekerjaan. Tapi ustru Intan malah merasa senang. Kenapa? Karena semakin banyak pekerjaan, semakin banyak gaji yang didapat, kan? Jarang-jarang pekerjaan Intan sebanyak ini.

"Ifa berangkat jualan pisang dulu, ya!" pamit Ifa.

"Iya," jawab Intan dan Kiki berbarengan.

"Kak Intan, boleh tidak aku kerumah Sisil? Aku sudah janjian akan bermain badminton pagi ini," pamit Kiki dengan sopan kepada Intan.

"Boleh. Tapi, sebelum Dhuhur sudah harus pulang, ya! Kakak mungkin pulang pukul dua belas, kalau kak Ifa mungkin sepuluh pagi," jawab Intan.

"Baik, Kak!" kata Kiki.

"Hati-hati dijalan! Jangan lari!" kata Intan mengingatkan.

Selang beberapa menit setelah Ifa dan Kiki pergi, Intan menuju ke rumah Bu Asri untuk bekerja. Intan memang bekerja di tiga rumah. Sesampainya dirumah Bu Asri, Intan mengucap salm.

"Assalamu'alaikum," kata Intan.

"Wa'alaikum salam. Oh, ternyata Intan. Silakan masuk," jawab Bu Asri dengan ramah. Bu Asri memang sangat ramah kepada siapapun.

Intan memasuki rumah Bu Asri yang cukup besar. Lalu, Intan segera mencuci pakaian dan alat masak yang kotor. Intan sama sekali tidak mengeluh.

"Intan, besok libur ya kerjanya. Soalnya saya keluar kota," kata Bu Asri tiba-tiba.

"O ya Bu, Terima kasih," jawab Intan.

Setelah semua pekerjaannya dirumah Bu Asri selesai, Intan berpamitan pada Bu Asri. Kali ini, Intan akan berkerja dirumah Bu Manda. Kalau pekerjaan dirumah Bu Manda, sih, tidak banyak. jadi hanya perlu waktu sebentar saja.

Selesai dirumah Bu Manda, Intan menuju rumah Bu Syifa. kalau dirumah Bu Syifa beda, cuciannya dibawa kerumah dan dikerjakan dirumah. Namun meskipun begitu, INtan tetap jujur.

"Ini ada buku-buku bekas anak saya. Mau tidak?" tawar BU Syifa.

"Mau, Bu!" jawab Intan mengiyakan.

"Ya sudah, ini buku-bukunya. Semoga bermanfaat," kata Bu Syfa seraya memberikan dua kresek besar.

Intan bergegas pulang kerumah. Sesampainya di rumah, dilihatnya Kiki sedang tidur dan Ifa sedang membaca buku.

"Hai If! Ini kakak bawa buku-buku dari Bu Syifa!" ujar Intan.

"Buku? Wah Bu Syifa sangat baik, ya!" kata Ifa. Intan hanya mengangguk.

                                                                                   :)
Tidak seperti biasanya, hari ini Intan berangkat kerja pukul 09.00. Karena itu, Intan dan Kiki memutuskan untuk membantu Ifa berjualan pisang goreng. Dari pada tidak ada kerjaan dirumah? mendingan membantu Ifa, kan?


Banyak pembeli berdatangan. Tak terasa, jam sudah menunjukkan pukul 09.00 pagi. Intan, Ifa, dan Kiki beres-beres pulang. Saat memberekan, Kiki menemukan tas ransel hitam,. Kiki pun memberi tahu Intan dan Ifa.

Intan ingat, bahwa itu tas milik pembeli setia mereka, Bu Sari. Setiap hari, pasti Bu Sari membeli pisang goreng. Intan, Ifa, dan Kiki sepakat ingin mengembalikan tas itu besok saat Bu Sari beli.

Besoknya...

Sesuai dengan rencana, Intan dan adiknya mengembalikan tas Bu Sari. Bu Sari sangat berterima kasih dan memberi uang serta membolehkan mereka tinggal di Panti Asuhan milik Bu Sari.

Itu dia teman-teman! Buah dari kejujuran!